SAIME18; SAILING THE UNCHARTED WATERS

Posted on 11 August 2018
by Sekepal Aspal

Sempat kepikiran gak sih, ngapain Sekepal Aspal tiap tahun mau repot-repot bikin SAIME? Untuk sekedar mengejar “fame and fortune”-kah, supaya bisa jadi “artis motor” atau mungkin ada hal-hal lain yang menjadi motivasi Sekepal Aspal (SA) untuk menggelar acara tahunan yang skalanya semakin berkembang ini, baik secara konten dan fisik acaranya sendiri?

Kalo ngebahas fame and fortune, secara “fame” atau eksistensi pribadi, sepertinya tiap orang di belakang SA udah gak terlalu perlu. Disitu ada (mantan) penyiar kondang dan bassist band rock/metal campursari ternama, seorang pebisnis dan penggiat sosial yang justru sebenernya gak terlalu perlu banyak sorotan juga, sisanya ada dua orang yang juga sudah cukup terkenal, minimal di lingkungan keluarga sendiri…haha. Kalau mau dilihat dari sisi “fortune” atau duit, ya kayaknya sih gak gimana-gimana banget juga kraftkarane.

Memang dari penjualan merchandise pasti ada pemasukan, tapi kalo dari event-eventnya ya cukup-cukup ajalah. Cukup buat bayar venue, bayar biaya produksi dan fee teman-teman yang ikut terlibat dalam pelaksanaan SAIME. Sepertinya ga banjir profit juga, bahkan mungkin sempat defisit dan nombok. Terus, ngapain juga mereka ngotot bikin acara tiap tahun, dan gratis pula. Padahal kan kalo pake ticket pasti lumayan banget kalo dikalikan dengan jumlah pengunjung.

Bilanglah sejak SAIME tahun 2017 lalu ketika pengunjung mencapai angka 6.000-7.000 pengunjung per hari, bahkan di tahun ini mencapai angka kurang lebih 9.660 pengunjung per hari. Angka tersebut cukup signifikan untuk acara seru-seruan yang hanya berlangsung satu hari. Paling tidak kalau acaranya gratis, ya pengunjung bisa jajan lah, supaya semua pihak yang terlibat merasa diuntungkan, semua senang dan sukur-sukur bisa terhidupi. Satu hal yang pasti, bisa dibilang SAIME berakar dari labor of love bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Mungkin kalau mau dirunut ke belakang lagi, SAIME sendiri lahir dari kegelisahan orang-orang di belakang SA. Sesederhana ingin punya acara kumpul seru-seruan yang berbeda untuk para penikmat budaya roda dua di Jakarta yang sebelumnya di dominasi oleh acara bikinan brand atau klub. Ingin punya acara yang netral dan bisa memberikan exposure yang layak untuk para talenta lokal tanpa harus dibumbui politik dan drama perkontesan.

Seperti teman-teman yang lain yang berangkat dengan keterbatasan, sepertinya SA ingin menggaris bawahi bahwa menjadi berbeda dan berada di luar sistem itu tidak selamanya buruk. Dengan segala keterbatasan ini, kita semua tetap bisa maju dan itu sudah terbukti. Karena memang gaya hidup Kustom Kulture ini berangkat dari nilai-nilai pemberontakan, punk rock, against the grain, tetapi tetap bisa memberikan value untuk orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Tanpa disadari itulah yang menjadi salah satu motivasi SA dalam melakukan apa yang mereka lakukan sekarang. Sebut saja ketika SA memutuskan untuk membuat exhibition, buku, film dan entah apalagi yang mungkin akan mereka lakukan nanti. Begitu pula ketika mereka sepakat untuk berkolaborasi dengan ONX Idea Studio dua tahun belakangan ini untuk lebih jauh meng-explore ranah seni rupa kontemporer dan memadukannya dengan budaya roda dua.

Balik ke urusan “fame and fortune” tadi, buat ONX Idea Studio pun, ya secara “fame” juga udah ga perlu-perlu banget, mereka udah punya street cred yang lebih dari cukup di bidangnya. Untuk “fortune”, gue yakin dari bekerja sama dengan SA dalam ngegarap SAIME bisa dibilang mereka ga dapet apa-apa, kalo ada pun mungkin jumlahnya gak signifikan apabila dibandingkan dengan nilai project-project yang sering mereka kerjakan.

Intinya sih kalo gue liat SAIME bisa seperti sekarang, bertahan sampai tahun ke-6 dan semakin besar, ya karena beberapa hal. Stay true, bergerak di luar sistem/zona nyaman, dan perbanyak teman/bersosialisasi.

Gue akan coba break down kenapa point-point itu menurut gue penting dalam perkembangan SAIME.

  1. Stay True, ya kurang lebih artinya adalah melakukan sesuatu secara tulus. Tanpa perlu banyak agenda pribadi di belakangnya. Kalo sekedar agenda cari duit mah, seperti yang udah gue bilang diatas, itu hal yang wajar banget karena semua orang juga perlu “makan”, ga ada masalah, selama dilakukan sesuai dengan etika yang benar. Lagian pasti akan sulit untuk stay true dengan kondisi perut keroncongan.
  2. Bergerak di luar sistem/zona nyaman. Sistem sendiri adalah sebuah metode/pola kerja yang terstruktur dalam melakukan sesuatu. Bekerja diluar sistem tidak selamanya buruk, karena dalam sebuah sistem kita akan terbiasa melakukan hal-hal sesuai dengan prosedur yang sudah disediakan. Yang berbahaya adalah ketika kita menjadi manja, terbiasa disuapi sebuah sistem sehingga kita terjebak di zona nyaman. Segala sesuatu akan menjadi membosankan dan seragam. Dengan “memberontak” di luar sistem kita akan dituntut untuk terus kreatif dan berevolusi, berpikir menembus batas yang digariskan dalam sebuah sistem untuk menghasilkan hal-hal baru yang segar dan berbeda. Mungkin buat SA, keluar dari zona nyaman adalah ketika mereka memilih untuk pindah ke venue yang baru. Prosesnya tidak semudah membalikan telapak tangan. SAIME sengaja dirancang agar menjadi acara yang akrab, tidak terlalu besar dan bisa dinikmati sebagai suatu kesatuan. Pindah ke area yang lebih besar sama dengan tantangan untuk menyiapkan konten yang lebih beragam dan mempertaruhkan ambience akrab khas SAIME. Tetapi kekhawatiran itu tidak terbukti di hari Sabtu 4 Agustus yang lalu. Walaupun area semakin luas, pengunjung malah bisa lebih leluasa dan betah menikmati ragam konten yang ada. Teman-teman tersebar di penjuru venue sambil temu kangen dengan mereka yang berasal dari luar kota, good vibes everywhere!!
  1. Perbanyak teman atau bersosialisasi. Manusia secara kodrat diciptakan sebagai mahluk sosial. Kita memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan manusia yang lain dalam berkehidupan. Ini menjadi penting bagi SA karena dengan modal yang seadanya, ga mungkin sebuah acara seperti SAIME bisa terwujud tanpa support dari teman-teman. Contoh sederhananya adalah kolaborasi dengan ONX Idea Studio tadi, kalau bukan karena jaringan pertemanan, mungkin kolaborasi ini tidak akan terealisasi. Gampangnya gini deh, walaupun konsep acara lu keren dan lu kalcer bangetsekalipisan, tapi kalo lu ngehe’ orang juga males ngebantuin lu. Itu kenapa menjaga pertemanan lama dan rajin menjalin yang baru (bahkan di lingkungan diluar permotoran) menjadi salah satu kekuatan SA. Karena kadang hal-hal yang berbeda hanya bisa dilihat/didapatkan dari orang-orang diluar lingkup permotoran itu sendiri. Support dari sponsor seperti Bold Xperience dan  beberapa pihak lain seperti Motoguzzi, Kawasaki Motor Indonesia, Astra Honda Motor, Bintang, FMC Speed Supply dan Von Dutch Indonesia sedikit banyak menggambarkan network “pertemanan” yang dijalin SA selama ini, baik dari dalam ataupun luar scene permotoran. Selain itu, melibatkan 50-an orang exhibitor dari penjuru Indonesia, baik artist ataupun builder/garage dari lintas disiplin dan generasi bukan perkara mudah apabila tidak didukung oleh jaringan pertemanan yang terjaga dengan baik.

Setelah kita tau motivasi dan latar belakangnya, yang terbersit berikutnya adalah, pernah ga sih SA merasa bosan ketika harus mempersiapkan SAIME tiap tahunnya, apalagi sekarang sudah memasuki tahun yang ke-6.

Pasti ada sedikit ketakutan apabila gaya hidup yang kita jalani ini menjadi over exposed, terlalu cepat mencapai titik jenuh dan stagnan, sekedar menjadi komoditas dagangan. Tetapi dengan kondisi saat ini, kita tidak seharusnya pesimis. Rasanya kita juga tidak perlu terlalu peduli dengan janji manis diluaran sana dan polah social media darling yang sekedar ingin memanfaatkan popularitas scene ini. Karena tanpa kita sadari, saat ini scene roda dua lokal sudah menjadi sesuatu yang besar. Menjadi suatu komoditas yang memiliki banyak potensi besar bagi para pelakunya, bahkan dengan kondisi minim dukungan dari pemerintah sekalipun. Yang menentukan kita untuk maju adalah diri kita sendiri, bukan orang lain.

Gue rasa SA sudah cukup paham akan hal itu dan bisa mengatasi kebosanan itu sendiri dengan terus men-challenge diri mereka untuk melakukan sesuatu yang baru tiap tahunnya dan tidak terlalu menghiraukan hal-hal ga penting diluaran sana. Dan hasilnya dapat dilihat jelas di gelaran SAIME18 kemarin, venue baru yang lebih luas, konsep tata ruang yang lebih matang, design lay out area exhibition yang lebih unik dan terkonsep, juga konten pameran yang semakin beragam.

Dari semua hal yang dilakukan SA, melalui SAIME, sepertinya Sekepal Aspal memiliki keinginan untuk kembali mengajak teman-teman sesama penikmat dan penggiat roda dunia di Indonesia untuk stay true, tetap berbeda, tetap gelisah, dan tetap “memberontak.” Karena tidak banyak hal hebat yang lahir ketika kita sibuk berada di zona nyaman.

Mari berharap semoga tahun depan Sekepal Aspal Indonesia Motorart Exhibition bisa kembali hadir membawa sesuatu yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dan bisa membawa kalian ke petualangan berikutnya. Cheers!!

 

Oleh Wra Bakti.

 


LIST EXHIBITOR SAIME18

 

Builder/Garage

  1. MAAS Motorcycle
  2. Supernaut Cycle
  3. Darizt Design
  4. LembInc
  5. Tjap Macan
  6. Kickass Choppers
  7. NyamNyam Kustom
  8. Flying Piston Garage
  9. Lawless Garage
  10. EvoCycleWorks
  11. Bimo Custom Bikes
  12. Kromworks
  13. Queen Lekha Choppers
  14. Thrive Motorcycle
  15. Retrogrades Slaughter House
  16. Dasa “Hazawude” Gandjar
  17. StoneHead Choppers
  18. Puspa Kediri Custom
  19. Zambrag Garage
  20. Tole Motorworks
  21. Brews Garage
  22. Ape Kustom Choppers
  23. Circus Local Custom
  24. Coba Coba Custom
  25. Brenk Motorcyclops
  26. CoffeeGasoline Garage
  27. Backyard Customs
  28. Kelvin Nugroho “SAIME17 Parking Lot Pick”
  29. El Paso Garage
  30. Dinov’s Speed

 

Artist:

  1. Nyoman Gede Sentana
  2. Rudi Ibrahim
  3. Agus Sudariswanto
  4. RizqiLembinc
  5. Rafsan Yuwono
  6. Satria NB
  7. Gandhi Rasefour
  8. Ones
  9. Triwibawa Santosa
  10. Putri Proboningtyas
  11. Raka Adityama
  12. Demushasi
  13. TB. Putera
  14. Ykha Amelz
  15. Fluxcup
  16. Tahilalats
  17. Lickpalick
  18. Mahaputra Vito
  19. Herzven
  20. Iannocent
  21. Wacky.ok
  22. Robby Dwi Antono
  23. thepopo

 

Bands:

  1. The Riot Cub
  2. Holy City Rollers
  3. Pelteras
  4. Belantara
  5. ZigiZaga
  6. Kelompok Penerbang Roket

 

Sekepalaspal.com. 2016. All rights are reserved.

PILIH JAM PEMUTARAN

Kamu hanya bisa memilih satu dari enam kali pemutaran yang tersedia.

 

 

DAPATKAN TIKETNYA DENGAN MENGISI FORM DI ATAS

Kami mempunyai 60 tiket nonton film gratis yang bisa kamu menangkan. Kami alokasikan tiket-tiket tersebut sebanyak 10 tiket di tiap jam pemutaran. Kapasitas mini theater kami adalah sebanyak 78 kursi per pemutaran. Silakan daftar di bawah ini, dan pilih jam pemutaran film yang kamu inginkan. Para pemenang akan diacak dan hanya para pemenang yang beruntung yang akan mendapatkan email konfirmasi dari kami. Untuk yang belum beruntung, kamu bisa membeli tiket di outlet penjualan tiket seharga Rp 25.000.

OUTLET :

Lawless Jakarta, Jl. Kemang Selatan 8 No.67K

 

7 AGUSTUS 2016 - JOGLO
JERUK PURUT COMPOUND

Sebuah film semi dokumenter tentang budaya custom roda dua dan perjalanan yang tak terlupakan. 1000 Kilometer mengisahkan tentang 3 teman baik yang terinspirasi oleh Sekepal Aspal photography book dan memutuskan untuk melibas jalanan Jawa sampai Bali untuk menemui secara langsung beberapa tokoh yang terdapat di dalam buku itu. Film ini menggabungkan komprehensi sejarah budaya custom roda dua lokal dan modernisasinya, dengan keseruan petualangan khas Indonesia dan latar alamnya yang indah.

Dibintangi oleh: Syafwin Ramadhan Bajumi, Yusuf Abdul Jamil, Raihan Ahmad Ramdhani
Sutradara: Ilham Nuriadi
Penulis: Sammy Bramantyo
Produser: Adita K Bramantyo
Eksekutif Produser: Roni Pramaditia, Rizky Rosianto, Rahmat Wirabakti, Sammy Bramantyo
Produksi: Sekepal Aspal

Alamat Kantor

SEKEPAL ASPAL
JL. KEMANG SELATAN 8 NO.63 B3
JAKARTA SELATAN 12730

 

Business Hour
Mon - Fri : 09.00AM - 17.00
Sat - Sun : 09.00 - 15.00

 

Media

Kirim Pesan