JURNAL DARI BIARRITZ, PERANCIS – PART 1

Posted on 4 December 2017
by Sekepal Aspal

Oke, sori banget sebelumnya, idealnya sih yah, tulisan ini gua buat gak lama setelah gua pulang akhir Juni kemarin. Tapi karena beberapa rangkaian acara silahturahmi Idul Fitri yang harus gua lalui, akhirnya kegiatan memilah dokumentasi perjalanan gua di Wheels and Waves 2017 di Biarritz, Perancis, Juni kemarin jadi agak tertahan. Ketika gua ngerasa udah punya waktu yang agak longgaran, mulailah gua memilah-milah foto yang dirasa pantas untuk mewakilkan cerita yang bakal gua share ini. Berjalan 2 minggu kemudian, tiba-tiba laptop gua gak mau nyala sama sekali. Agak keringet dingin, pucat cenderung ungu bengep (karena kulit gua yang agak eksotis) karena ada beberapa kerjaan lain yang (dengan bodohnya) belon sempat gua back up ke external harddisk. Gua bawa segera ketempat servis rekomendasi kawan, dan rupanya hasil diagnosa mengatakan “…VGA nya korslet mas…” dengan pasrah gua nurut mengikuti prosedural servis yang ditawarkan oleh pihak ahli reparasi tersebut. Setelah dua dan tiga bulan berlalu, akhirnya si mbak-mbak Customer Service mengabarkan, “…Mas laptopnya sudah bisa diambil…” Namun sayangnya, kabar itu gua terima persis setelah hape sudah mendapat izin diaktifkan karena pesawat sudah selesai parkir dengan rapih di bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Okelah setelah Kustomfest deh baru saya urus lagi laptopnya.

Sip nah inilah dia, mari kita mulai. Wheels and Waves 2017, sebelumnya, gua ga pernah sedikitpun kepikiran bakal bisa nyamperin acara motor sejauh ini. Iyah lokasinya juauh banget. Dari Jakarta terbang sekitar 14 jam nonstop ke Amsterdam, kemudian gua sambung pake Bis sekitar 8 jam ke Paris, dan masih ada 9 jam lagi nyambung pakai bis malam lain dari Paris ke kota tujuan utama gua Biarritz. Nyesel ?? Dalam pemilihan jalur lumayan pak, untungnya pas pulang nanti, gua ambil kereta TGV menuju Paris dengan durasi 5 jam perjalanan, dan disambung dengan penerbangan lokal dari Paris ke Amsterdam selama 2 jam. Jadi pilihan kedatangan lewat jalur darat itu tadinya bermaksud untuk menghemat biaya, namun rupanya pilihan jalan pulang dengan mempertimbangkan menghemat waktu lebih manusiawi untuk dilalui. Jadi kayaknya harus nabung jauh lebih keras lagi untuk bisa balik kesini Hehehe.

W&W dulu pertama kali diadain April taun 2011, dan namanya pun masih belum W&W, karena hari itu ide dasarnya cuman kumpul-kumpul teman bermotor sepermainan kurang lebih sekitar ber 20 orang dan lalu berkendara bersama di pinggir pantai melintasi Spanyol dan berakhir di kota kecil bernama Biarritz, Perancis dengan topik obrolan hangat sepanjang minggu seputar berkendara antar kota, balapan, komitmen, eksibisi, pertemanan, dan keluarga. Merasa memiliki pemikiran yang sama, rombongan pengendara dengan mayoritas umur 40-50an ini lalu kemudian ngimpi bareng di siang bolong untuk bikin sesuatu yang lebih baik, yang bisa memenuhi gairah bermotor pribadi tapi juga bisa ninggalin dampak positif bagi pengendara lainnya dan mungkin bisa dibanggakan suatu hari nantinya. Agak klise, tapi kejadian, Hahhaha, brengsek. Singkatnya seperti itu, buat yang penasaran lebih jauh, googling aja sejarah lengkapnya seperti apa dan siapa aja orang-orang dibalik layarnya.

Ngapain sih dibela-belain kesana jauh-jauh ?? Kenapa lo sendirian sih ?? Emang gak ada yang bisa nemenin ?? Kurang lebih begitulah pertanyaan-pertanyaan yang keluar nonstop sekitar 2 bulan sebelum keberangkatan, dari pacar yang berulang taun di tanggal keberangkatan yang gua pilih, dan ibu sebagai orang tua tunggal gua yang juga merayakan ulang taunnya di tanggal kepulangan yang gua ambil. Jadi gini, hasrat itu muncul awalnya gara-gara waktu memenuhi undangan Gestalten di Berlin tahun 2015 dulu, alhamdulillah banget gua ketemu sama David Borras dari El Solitario, dan Nicholas Bech dari Wrenchmonkees (dua nama yang cukup besar pengaruhnya buat gua dan 4 orang partner lainnya untuk memberanikan diri merintis Thrive Motorcycle).

 

Kami ngobrol panjang lebar soal kultur negara asal masing-masing dan sampai akhirnya mereka bercerita soal kemeriahan W&W yang mereka koordinir bersama teman-teman sepermainan mereka 4 tahun terakhir ( 2012 – 2015 waktu itu ). Namun karena waktu yang cukup sempit, akhirnya kita sudahi obrolan malam itu, dan kami janjian untuk makan malam bersama melanjutkan obrolan ini dua bulan kemudian di Yokohama, Jepang di tahun yang sama. Karena kebetulan, Vincent Praat, Jerome Alle, dan Julien Aze dari Southsiders selaku para penyelenggara W&W ikut serta menghadiri acara motor tahunan yang sudah berlangsung selama 24 tahun itu. Alesan selanjutnya, gua penasaran banget sama lingkungan seperti apa sih yang ngebentuk si dunia custom motor ini begitu bergairah di salah satu negara asal beberapa pabrikan motor dunia ( selain Jepang dan U.S ) Apa yang ngebuat banyak orang tertarik berlomba-lomba untuk terlibat didalamnya. Kenapa Eropa, dari kacamata observasi amatir gua banyak arahan gaya, atau inovasi yang tumbuh di negara ini dan kemudian diaplikasikan ke berbagai negara lain berdasarkan kapabilitas serapan kulturnya masing-masing, kayak cafe racer misalnya, atau perlakuan mereka dalam mengekspresikan apa yang mereka suka misalnya. Dan kebetulan juga, gua diajak secara personal sama salah satu bengkel yang kami kagumi selama ini, jadi ya gua pikir, kenapa engga.

Akhirnya, setelah banyak menimbang-nimbang waktu dan biaya, gua mulai cari tau lebih lanjut soal tanggal acara tersebut diadakan. Dan rupanya jadwal W&W tahun 2017 ini berlangsung diantara hari lahir dua orang penting dalam hidup gua, dan total perjalanan berakhir 3 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri. Khawatirnya di tahun 2018 nanti, acara tersebut mungkin bentrok dengan Idul Fitri, dan di tahun 2019 gua udah harus memikirkan prioritas lain seperti istri misalnya. Jadi nampaknya gua memantapkan diri untuk menggunakan tiket bujang gua, buat berangkat ke W&W tahun 2017. Mulailah gua beranikan diri nge-whatsapp David untuk menyampaikan ketertarikan menghadiri acara tersebut. Dengan kooperatif dia bersedia buat ngebantu urusan terima kirim motor dan rumah tinggal tempat menginap selama gua di Biarritz, sampai surat undangan untuk urus visa kunjungan nantinya. Namun sayangnya sampai tengah bulan Desember 2016 proposal gua belum mendapat respon dari beberapa instansi kreatif terkait sehingga akhirnya gua memutuskan untuk berangkat tanpa motor dan partner lainnya, sendirian dari Jakarta.

Sesampainya di Biarritz, gua istirahat di rumah penduduk yang gua pakai untuk singgah berdasarkan saran dari panitia. Capek pak kaki ketekuk mulu hampir 2 hari. Selesai basa-basi dengan host penginapan, gua minta izin buat ketemu kasur, langsung tidur pules bablas sampai sore. Setelah puas berhibernasi, gua cuci muka dan kemudian menuju ke halte bus terdekat, karena memang jarak penginapan gua dan venue utama W&W, Cite De L’Ocean, tidak terlalu jauh sekitar 11 menit perjalanan. Sesampainya di venue, gua masih mesem-mesem gak percaya kalau rupanya ternyata bisa juga gua akhirnya sampe ke acara ini. Lalu apakah acara ini layak buat dikunjungi ?? Oh belon bisa gua jawab sekarang pak, mulai juga belon ini. Masih H -1 dan banyak tenant yang masih mempersiapkan tendanya masing-masing. Banyak juga pabrikan besar seperti Indian, Yamaha, Ducati, Honda, Royal Enfield, dan lain sebagainya yang sedang mempersiapkan motor-motor terbaru mereka versi ubahan mitra bengkel custom yang mereka ajak kerjasama.

Menjelang malam, oh karena bulan ini sedang musim panas, matahari bersinar lebih lama dari kondisi negara tropis seperti Indonesia dan sekitarnya, jadi orientasi sore malem agak sedikit rancu buat gua. Dan akhirnya gua pilih hukum musafir dalam menjalani bulan puasa tahun ini hehhe. Menjelang malam, barulah gua ketemu David dan dia mulai memperkenalkan satu persatu keluarga di balik El Solitario. Buat gua yang cimit ini, sambutan mereka hangat sekali. Kemudian kami mulai mendiskusikan agenda hari-hari selanjutnya selama acara berlangsung. Dan rupanya gua baru ngeh kalau, rangkaian acara W&W itu tidak cuma diadakan di satu venue saja, tapi juga di beberapa kota lainnya di San Sebastian, Spanyol satu jam perjalanan dari venue utama. KEREEEEEEEEN BANGET.

Tak lama setelah itu, gua juga ketemu sama salah satu editor dari buku The Ride2, Maximilian Funk yang dulu ngundang Thrive ke Berlin dan juga Herman Kopf salah satu editor dari majalah Brummm Motorcycle yang gua temui di Jepang tahun 2015 lalu. Setelah ngobrol-ngobrol hangat saling lempar tanya kejadian sejak terakhir jumpa, Max menawarkan diri buat berangkat bareng besok pagi dan sama-sama menyeberangi perbatasan untuk melewati hari pertama W&W di sirkuit pacuan kuda Hipodromo De San Sebastian menghadiri acara El Rollo Flat Track Racing. Nah kayaknya gak muat nih yah kalau gua jadiin satu artikel gini buat ngerangkum semua perjalanan gua di W&W ini. Terlalu seru pak, percayalah. Gua sambung di artikel selanjutnya yah. Sampai jumpa !

 

Oleh Putra Agung dari Thrive MC.

 

Sekepalaspal.com. 2016. All rights are reserved.

PILIH JAM PEMUTARAN

Kamu hanya bisa memilih satu dari enam kali pemutaran yang tersedia.

 

 

DAPATKAN TIKETNYA DENGAN MENGISI FORM DI ATAS

Kami mempunyai 60 tiket nonton film gratis yang bisa kamu menangkan. Kami alokasikan tiket-tiket tersebut sebanyak 10 tiket di tiap jam pemutaran. Kapasitas mini theater kami adalah sebanyak 78 kursi per pemutaran. Silakan daftar di bawah ini, dan pilih jam pemutaran film yang kamu inginkan. Para pemenang akan diacak dan hanya para pemenang yang beruntung yang akan mendapatkan email konfirmasi dari kami. Untuk yang belum beruntung, kamu bisa membeli tiket di outlet penjualan tiket seharga Rp 25.000.

OUTLET :

Lawless Jakarta, Jl. Kemang Selatan 8 No.67K

 

7 AGUSTUS 2016 - JOGLO
JERUK PURUT COMPOUND

Sebuah film semi dokumenter tentang budaya custom roda dua dan perjalanan yang tak terlupakan. 1000 Kilometer mengisahkan tentang 3 teman baik yang terinspirasi oleh Sekepal Aspal photography book dan memutuskan untuk melibas jalanan Jawa sampai Bali untuk menemui secara langsung beberapa tokoh yang terdapat di dalam buku itu. Film ini menggabungkan komprehensi sejarah budaya custom roda dua lokal dan modernisasinya, dengan keseruan petualangan khas Indonesia dan latar alamnya yang indah.

Dibintangi oleh: Syafwin Ramadhan Bajumi, Yusuf Abdul Jamil, Raihan Ahmad Ramdhani
Sutradara: Ilham Nuriadi
Penulis: Sammy Bramantyo
Produser: Adita K Bramantyo
Eksekutif Produser: Roni Pramaditia, Rizky Rosianto, Rahmat Wirabakti, Sammy Bramantyo
Produksi: Sekepal Aspal

Alamat Kantor

SEKEPAL ASPAL
JL. KEMANG SELATAN 8 NO.63 B3
JAKARTA SELATAN 12730

 

Business Hour
Mon - Fri : 09.00AM - 17.00
Sat - Sun : 09.00 - 15.00

 

Media

Kirim Pesan