CUSTOM MOTORCYCLE TRENDS. WHAT’S COOL IN 2018

Posted on 18 January 2018
by Sekepal Aspal

Mengamati perkembangan trend custom motorcycle itu memang menyenangkan. Kita bisa melihat perubahan trend dan gaya modifikasi motor yang sedang banyak diminati dari masa ke masa. Dengan scene yang sudah semakin matang, perkembangan trend modifikasi ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan scene itu sendiri.

Seiring dengan perkembangan tersebut, genre atau aliran modifikasi motor pun semakin beragam. Walaupun sebenernya sih genre utamanya ya masih yang itu-itu juga, tetapi semakin berkembang, saling memadu padankan beberapa aliran yang berbeda, ditambahkan dengan personal preference masing-masing individu pengendara dan buildernya yang menghasilkan motor-motor unik berkeliaran di jalanan.

Mirip dengan genre musik sebenernya, tetap ada genre utama yang menjadi acuan seperti Rock, Pop atau Classic. Di genre custom roda dua pun kurang lebih sama, rootsnya tetap mengacu ke Bobber, Chopper, Tracker/Scrambler dan Cafe Racer or other race/performance influenced modification.

Seiring dengan waktu dan berkembang kreatifitas para penikmat roda dua, teknik padu padan dan perkembangan teknologi otomotif, maka semakin beragam pula jenis-jenis motor custom yang bermunculan. Bahkan tidak jarang menjadi sebuah sub-genre baru seperti misalnya street fighter atau Bosozoku style. Walaupun tidak semudah itu juga untuk melabeli sebuah modifikasi yg sedikit berbeda menjadi sebuah sub-genre baru. Karena tidak jarang yang berbeda tersebut adalah hasil kejelian si builder dalam memadu padankan design, parts dan influence dari genre yang sudah ada.

Di awal tahun 2018 ini tidak ada salahnya kalau kita coba untuk menilik trend custom seperti apa yang akan ramai di tahun ini. Tidak semudah membaca trend motor pabrikan memang, untuk motor pabrikan biasanya trend tersebut bisa mulai diamati di acara-acara auto show/motorcycle show besar yang biasanya digelar secara rutin tiap tahunnya. Bisa juga sih sebenernya, karena biasanya trend modifikasi juga sedikit terpengaruh oleh jenis/type motor yang dirilis pabrikan. Contohnya seperti ketika pabrikan besar sekelas BMW merilis program “R9T project” yang melibatkan 4 builder Jepang atau ketika Yamaha melibatkan belasan builder dari seluruh dunia dalam program “Yamaha Yard Built” mereka. Walaupun begitu, most of the times it works the other way around, banyak designer-designer pabrikan yang terinspirasi dari motor-motor custom yang berkeliaran di jalanan. Seperti Triumph yang belum lama ini merilis tipe Bonneville “Bobber” atau ketika Harley Davidson merilis tipe Sportster tipe XLCR yang terinspirasi dari gaya Cafe Racer dan Softail Custom yang mengacu ke gaya chopper.

Tahun lalu gaya tracker, adventure, 60s/70s chopper dan vintage bobber/racer banyak mendominasi, rasanya di tahun ini juga belum akan berubah secara signifikan.

Walaupun begitu untuk aliran chopper sendiri dalam rentang dua tahun belakangan ini bisa dilihat pergeseran trend dari bobber/show bike era 50an sampai 60an ke arah 60an dan 70an. Sebut saja di pemilihan warna cat dan detail grafisnya. Apabila dulu sempat demam metal flake, all things flaked out dengan motif scallop atau fish scale atau warna-warna matte yang dihiasi dengan tarikan garis pinstripe. Belakangan ini mulai bergeser ke warna-warna terang dengan grafis psychedelic liar khas era 70an dimana (hampir) semua orang sedang tergila-gila dengan gaya hidup hippie, flower power dan konsumsi zat halusinogen dan psikotropika dalam dosis tinggi. You’ll get tank’s artworks ranging from Dungeon and Dragons, Druids and Dwarves, and God knows what other creatures and psychedelic designs. Stance motor yang relatif mendongak dengan penggunaan long front end dan rake out rigid frame. Kemungkinan gaya chopper 60an/70an masih akan ramai di tahun ini, kalaupun mungkin ada pergeseran sedikit ke arah era 80an. Dimana gaya modifikasi era itu masih menyisakan sedikit flare 70an tetapi mulai lebih “tertib”, front end extra panjang mulai ditinggalkan, stance motor yang lebih ceper dan padat. Di era ini juga modifikasi mulai banyak fokus di bagian performa mesin. Trend modifikasi mesin performance sendiri sudah mulai dirintis oleh beberapa builder di akhir 70an, ketika salah satu “sekte” sempalan genre chopper yang dikenal sebagai “digger” mulai berkembang, dan salah satu pioneernya adalah “King” Arlen Ness. “Digger” sendiri merupakan perpaduan dari pengaruh gaya motor-motor drag race, 70s psychedelic paint, body works and craftsmanship dan modifikasi mesin yang brutal. Super charged ironhead sportster or crazy performance knucklehead, you name it, they got it all covered.

Di era 80an banyak bermunculan pula motor-motor “sleeper”. Modifikasi ini tidak banyak merubah tampilan fisik, tetapi fokus di performance. Sekilas terlihat standard tetapi dibalik tampilan “culun” tersimpan performa mesin yang brutal. Aliran ini banyak digilai oleh penyuka balap liar jalanan dan anggota club motor outlaw. Dari modifikasi “sleeper” ini berkembang menjadi pro-street, yang memadukan performa mesin dan tampilan show bike di era 90an. Sedikit ke masa sekarang, aliran modifikasi “sleeper” ini yang mungkin menjadi inspirasi lahirnya gaya yang belakangan digilai para “dyna fanboy” yang banyak dikenal sebagai “Club Style”.  Gaya ini mengadopsi tampilan motor operasional anggota club outlaw semodelan Hells Angels, dan awalnya banyak berkembang di Southern California, sebelum di populerkan ke seluruh dunia oleh film seri “Sons of Anarchy”. Motor-motor mereka (outlaw bikers) kebanyakan berpenampilan tidak mencolok, but all business. Biasanya berbasis Harley Davidson type Dyna atau FXR, memadukan handling yang mantab dan performa mesin yang tangguh dengan tujuan untuk perjalanan jarak jauh atau bahkan sebagai senjata ampuh untuk menghindari kejaran pihak berwajib atau anggota club musuh. Trend “Club Style” ini sendiri rasanya juga masih akan ramai di tahun 2018 ini.

Kembali ke trend 2018, modifikasi tracker/scrambler multi purpose masih akan populer di kalangan urban rider dan adventure rider seiring maraknya kegiatan ride and camp out dan kondisi jalanan di Indonesia yang (mayoritas) butut. Walaupun tidak menutup aliran modifikasi lain seperti chopper atau bobber untuk riding “ugal-ugalan” melewati jalan setapak untuk camping dan mencari kebebasan. Para penyuka restorasi pun masih bisa seru-seruan dengan ramainya vintage enduro.

Old school chopper/bobber 60an-70an pun masih akan ramai, masih akan banyak diminati baik untuk touring jarak jauh atau sekedar untuk bar hopping. Cafe Racer walaupun sudah mulai sedikit memudar pamornya dan mulai mencapai titik jenuh secara trend arus utama tetapi akan tetap memiliki pengikut yang taat dari mereka yang memang memiliki idealisme dan preference pribadi di situ. Selain itu karena memang genre Cafe Racer sudah ada sejak dulu berakar kuat di kebudayaan custom roda dua dan tidak akan punah begitu saja dengan mudahnya.

Modifikasi-modifikasi out of the box, cross breed hasil imajinasi liar para builder juga akan tetap bermunculan tanpa perlu dilabeli menjadi satu sub-genre baru. Karena pada dasarnya budaya custom motorcycle akan terus berputar menjalani siklusnya, kejayaan gaya modifikasi masa lampau tetap akan menjadi referensi, tetapi tetap berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi modern. Kembali lagi, mirip dengan sub kultur lainnya seperti di musik dan fashion yang juga sering mengambil referensi bits and pieces from the good ol’days, mixing it with today’s flare and come out as a modern and fresh product with a twist of yesteryear.

Apapun genre custom yang akan kalian pilih sebenernya sih ga harus terpaku ke trend yang sedang hype. Semuanya kembali ke preferensi pribadi masing-masing individual, dan tujuan utama meng-custom motor. Karena begitu kalian tau tujuan kalian memodifikasi motor kalian, maka akan lebih mudah untuk mengembangkan design motor custom yang kalian mau. Dengan pertimbangan riding habit kalian, lalu menentukan gaya ubahan apa saja yang akan perlu dilakukan, parts apa saja yang dibutuhkan dan itu semua memiliki peran penting dalam membuat sebuah konsep design modifikasi yang matang. Kalau sekedar mengikuti trend yang lagi hype tanpa konsep yang matang, takutnya malah cepat bosan dan terkesan ikut-ikutan.

Setelah membaca sedikit ramalan gembel gue diatas, kira-kira udah tau motornya mau di custom jadi gimana?

 

Oleh Wra Bakti.

 

Sekepalaspal.com. 2016. All rights are reserved.

PILIH JAM PEMUTARAN

Kamu hanya bisa memilih satu dari enam kali pemutaran yang tersedia.

 

 

DAPATKAN TIKETNYA DENGAN MENGISI FORM DI ATAS

Kami mempunyai 60 tiket nonton film gratis yang bisa kamu menangkan. Kami alokasikan tiket-tiket tersebut sebanyak 10 tiket di tiap jam pemutaran. Kapasitas mini theater kami adalah sebanyak 78 kursi per pemutaran. Silakan daftar di bawah ini, dan pilih jam pemutaran film yang kamu inginkan. Para pemenang akan diacak dan hanya para pemenang yang beruntung yang akan mendapatkan email konfirmasi dari kami. Untuk yang belum beruntung, kamu bisa membeli tiket di outlet penjualan tiket seharga Rp 25.000.

OUTLET :

Lawless Jakarta, Jl. Kemang Selatan 8 No.67K

 

7 AGUSTUS 2016 - JOGLO
JERUK PURUT COMPOUND

Sebuah film semi dokumenter tentang budaya custom roda dua dan perjalanan yang tak terlupakan. 1000 Kilometer mengisahkan tentang 3 teman baik yang terinspirasi oleh Sekepal Aspal photography book dan memutuskan untuk melibas jalanan Jawa sampai Bali untuk menemui secara langsung beberapa tokoh yang terdapat di dalam buku itu. Film ini menggabungkan komprehensi sejarah budaya custom roda dua lokal dan modernisasinya, dengan keseruan petualangan khas Indonesia dan latar alamnya yang indah.

Dibintangi oleh: Syafwin Ramadhan Bajumi, Yusuf Abdul Jamil, Raihan Ahmad Ramdhani
Sutradara: Ilham Nuriadi
Penulis: Sammy Bramantyo
Produser: Adita K Bramantyo
Eksekutif Produser: Roni Pramaditia, Rizky Rosianto, Rahmat Wirabakti, Sammy Bramantyo
Produksi: Sekepal Aspal

Alamat Kantor

SEKEPAL ASPAL
JL. KEMANG SELATAN 8 NO.63 B3
JAKARTA SELATAN 12730

 

Business Hour
Mon - Fri : 09.00AM - 17.00
Sat - Sun : 09.00 - 15.00

 

Media

Kirim Pesan