BCKYRD/EXPERIENCE, RIDE BACK TO EAST

Posted on 11 April 2018
by Sekepal Aspal

“A mutinous enemy carved a nascent country

Sweat, blood, and valor

Forms the grit of our history

Beqeathed to everyone:

Chance and free expression

Substance was restrained

And the spirit was broken

I feel a strange denial

Rythmic as a change

Constance as time

Lonely”

 

Diatas adalah sepenggal potongan lirik lagu Strange Denial milik Bad Religion. Lirik karya Doktor Greg Graffin ini mungkin sedikit bisa disimpulkan bercerita tentang problematika sosial masyarakat modern. Bagaimana semakin banyak manusia modern yang melupakan sejarah dan rootsnya, menjadi korban janji-janji manis penguasa, kehilangan substansi dan kebanggaan akan identitas asli mereka, bahkan menjadi terasing di negeri sendiri. Diantara hiruk pikuk dunia modern dan segala macam masalah sosial yang semakin dianggap biasa oleh orang kebanyakan, rupanya masih ada segelintir orang yang merasa tidak nyaman dan meyakini bahwa ada sesuatu yang salah, walaupun hal tersebut menjadikan mereka “sendiri” diantara kepercayaan kaum mayoritas.

Hal-hal ini juga yang mengusik Arfan dan teman-teman di Backyard Customs dan melatar belakangi mereka untuk melakukan sesuatu yang akhirnya menjadi program BCKYRD/EXPERIENCE. Arfan sendiri mengaku sebagai seorang yang sangat lirikal, dimana sering lirik-lirik lagu favoritnya mentrigger tindakan-tindakannya, termasuk bagaimana lirik lagu Strange Denial ini mentrigger Arfan untuk merealisasikan BCKYRD/EXPERIENCE. Berbasis di Bali, ia cukup sering menyaksikan bagaimana budaya lokal semakin terkikis sedikit demi sedikit, warga lokal yang semakin terasing di tanahnya sendiri termakan oleh ekspansi massive para investor asing. Dalam skala yang lebih besar, tidak bisa dipungkiri semakin banyak orang Indonesia yang mungkin lebih familiar dengan Shibuya Crossing atau Universal Studio Singapore dibandingkan “halaman belakang rumahnya” sendiri. Bagaimana saudara-saudara kita di penjuru terpencil Indonesia masih hidup jauh dari standar kehidupan yang layak. Masalah-masalah seperti standar pendidikan yang rendah bahkan kesulitan akses untuk air bersih bukanlah hal baru bagi mereka. Rezim penguasa berganti tetapi permasalahan mereka tetap tidak berubah dari waktu ke waktu. Tidak bermimpi untuk merubah dunia, melalui BCYRD/EXPERIENCE mereka hanya ingin membantu saudara-saudara kita di pelosok Indonesia dengan cara yang paling sederhana, mendatangi mereka, berinteraksi dengan mereka dan membantu memberitakan kondisi mereka kepada pihak-pihak yang bisa dan mau membantu mereka.

Salah satu contoh kongkrit dari misi BCYRD/EXPERIENCE bisa dilihat dari kegiatan BCKYRD/EXPERIENCE, Ride Back to East yang mereka lakukan tahun 2017 kemarin. Berangkat dari musibah kebakaran yang melanda Kampung Adat Tarung di Waikabubak, Sumba Barat, mereka menggalang donasi melalui penjualan limited edition bandana yang mereka produksi sendiri dimana hasilnya akan disumbangkan untuk meringankan beban warga Kampung Tarung. Sedikit tentang Kampung Adat Tarung, Kampung Tarung adalah salah satu warisan budaya Indonesia dari era Megalitikum, dimana masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadat asli warisan leluhur mereka sampai saat ini. Dimana struktur bangunan rumah dan kuburan batu yang terletak di tengah perkampungan mamiliki makna simbol kosmologikal lokal. Kampung Tarung memang bukan hanya sekedar kampung biasa, bagi masyarakat lokal Sumba, Kampung Tarung memiliki peranan penting sebagai institusi sosial dan keagamaan asli Sumba (Marapu).

Kami sempat ngobrol-ngobrol singkat dengan Arfan tentang program ini dan sedikit tentang Kustom scene lokal, dan obrolan tersebut semakin meyakinkan kami bahwa masih banyak orang-orang yang perduli. Masih ada orang-orang yang hidup di budaya roda dua tidak sekedar untuk seru-seruan atau keren-kerenan, tetapi berupaya untuk memberi manfaat terhadap sesama, sekecil apapun itu bentuknya, dan menurut kami pribadi, apa yang mereka lakukan adalah bentuk nyata dari jargon “Dari Roda Dua untuk Indonesia”. Salut buat Backyard Customs dan team BCKYRD/EXPERIENCE.

SA: Bisa cerita sedikit tentang program Ride Back to East. Apa latar belakangnya dan kenapa menurut lu itu penting dan harus dilakukan.

 

Arfn: kita memang punya mimpi BCKYRD/EXPERIENCE “one island at a time” dimana tiap taunnya kita riding island hopping ke main island nya Indonesia dan adding value to it dengan berbagi cerita ttg destinasi lokal itu baik budaya berikut kelebihan dan kekurangannya dari daerah daerah hasil jelajah kita, sekalian mapping tujuan donasi atau CSR misalnya. 2017 waktu itu sebenarnya tujuan kita Sulawesi, udah hampir matang persiapan kita pada bulan bulan terakhir mau berangkat, tetiba no telp saya berdering dari tetua adat kampung Tarung, Sumba barat, beliau mengabarkan seluruh rumah adat di Tarung habis dilalap api.. ya boleh dibilang gw cemen lah, dalam hati gw nangis sembari memutar kepala gimana caranya bantu menyemangati mereka.. ini menjadi penting buat gw dan teman2 karena kita pernah menjadi tamu di rumah beliau, berbagi cerita dan wejangan2 dari beliau merupakan hal yg priceless waktu itu terutama buat gw secara pribadi, dan dalam hati gw sendiri bahwa ini tempat kontemplatif bgt dan asli warisan budaya sumba dan indonesia. kl sampe masalah ini ga naik ke permukaan yang rugi kita. dari tempat ini gw tau apa itu Marapu dan budaya sumba lainnya..

 

SA: Apa yang ingin di achieve dari program tersebut?

 

Arfn: ah kami cuma ingin yang muda, tua dan lainnya bahu membahu membangun kembali semangat kampung adat tarung sebagai bagian dari warisan budaya kita, Indonesia, sumba khususnya.main goal kita emang di pendidikan dasar.. makanya kita berusaha menyemangati anak2 kampung tarung supaya tetap semangat dan menjadi duta budaya bagi daerahnya dengan apa? pendidikan. jangan sampe mereka putus semangat. kalo hal lain saya yakin pemerintah daerah dan pusat sudah salung berkomunikasi mungkin jg wilayah pendidikan anak tapi kita pengen gerak cepat dan ingin segera mengembalikan senyum anak2 tarung lewat apa yg kita bisa salah satunya bandana revolutions, yang akhirnya di appreciated bnyak orang dan berubah bentuk menjadi tas sekolah berikut perlengkapan sekolah lainnya macam buku dan alat tulis. intinya mereka anak2 tarung tetap semangat dan terus menerima informasi bahwa pendidikan itu penting dan horison mereka lebih terbuka…

SA: Apa sih agenda besar Backyard Customs dgn melakukan kegiatan2/perjalanan2 ke daerah2 pelosok Indonesia. Sekedar jalan-jalan atau ada misi tertentu yg ingin dicapai?

 

Arfn: wah kl mau jalan jalan aja mah ke mall atuh atau muter komplek. agenda kita ya asli pengen tahu bener apa sih Indonesia itu sebenarnya, pengen tahu budaya baru selain bali dan jawa misalnya dengan liat dan merasakan langsung di lokasi, kl destinasi alamnya ok itu kita anggap bonus.. intinya kita ingin berinteraksi dengan warga lokal, berbagi dan saling mengabarkan, tugas kita ya memberitahu atau mengabarkan lagi ke semua lewat sosial media kita kondisi di lapangan saat kita riding itu. kl transportasi ya memang ga ada yg lebih menyenangkan di banding long distance road trip dengan motor buatan kita sendiri.. kl cm ngukur jalan kami rasa DLLAJ tugas nya..

agenda besar kita ya kita pengennya dari semua main island yang kita kunjungi atau pulau2 kecil jd jahitan cerita, mungkin bisa jd film pendek yang mengabarkan keadaan halaman belakang kita, Indonesia.

 

SA: Kampung Tarung sepertinya punya tempat khusus buat lu, bisa cerita sedikit tentang kampung Tarung dari point of view lu.

 

Arfn: Kita pertama kali ke Tarung tahun 2016, saat itu tujuan kita ke Sumba merupakan bagian dari rangkain riding kita BCKYRD/EXPERIENCE 2016 GO EAST.

Destinasi terakhir kita, rumah salah satu rider kita di Waikabubak, sumba barat.

ternyata kampung tarung berada tepat dibelakang rumah nya. Saat itu lebaran, teman kira sibuk dengan seremoni nya.

dengan bekal ingin tahu kita akhirnya mengunjungi tarung, saat itu mendung dan setelah kita berkeliling dan berinteraksi dengan warga kampung  adat hujan turun, akhirnya ada seorang ibu yg mempersilahkan kita untuk duduk di beranda rumah adat yang tak lain adalah mama Lidda ibu dari Rato Lolina. seorang pemimpin adat disana. singkat cerita mama banyak cerita tentang kampung adat, serbuan keyakinan baru, modernitas dan pengalaman dia sebagai salah seorang historian marapu dan masih meyakini nya, sebuah kepercayaan masyarakat sumba. ini cerita dan pengalaman baru buat saya pribadi dan teman2.. saya serasa di tamparin ama cerita mama.. betapa orang kota itu hidup penuh dengan syarat dan berusaha merangsek masuk kedalam kehidupan kampung adat secara disadari atau tidak.

tempat khusus buat saya?  ya. mama bilang kesaya saat tarung terbakar “arfan, saya minta kabarkan teman-teman dan saudara indonesia bahwa salah satu warisan budaya marapu habis terbakar, mama anggap kamu bukan orang lain..” dan saya pernah bicara masalah sekolah dengan cucu mama Edo, betapa dia ingin lihat indonesia dan dunia, saya bilang kamu bisa.

selain ibu, mama adalah orang yang banyak kasih saya petuah dan banyak hal yang menyemangati saya.

SA: Gimana pendapat lu tentang the so called “kustom scene” di Indonesia saat ini? Keeping it “Bad Religion” atau harus jadi “Good Charlotte”?

 

Arfn: kustom scene? as in word Kustom, it is a punk rock in music, don’t know about Good Charlotte but have you ever heard about “Strange Denial” by Bad Religion? lagu itu juga yg menginspirasi BCKYRD/EXPERIENCE.

kita juga berangkat dan terinspirasi dari musik yg kita dengar setiap membangun motor atau memulai perjalanan lagunya Seringai Akselerasi maksimum salah satunya, gw pribadi lirikal bgt orangnya hahaa means gw bisa tergerak mengeksekusi ide kl denger musik dan lirik bagus.

nah kl bicara kustom scene kesini-kesini agak gimana gitu.

rada membosankan dan mulai all about cuan and fame, coolness and shit, trendy dan semoga ga saling sikut, lupa bahwa kustom kulture itu against the grain. fuck stock bike and all, ya well siapa gw juga, semua orang butuh makan tapi, gw setuju waktu jrx nolak lagunya dipake ama presiden. Yang di lakukan teman-teman (Thrive Motorcycles) yg all of a sudden membanggakan ngirim motor ke Petersen museum juga bikin sujud, itu curated, attitude. salut. no fukkin bs. no dirty money involved, no fake images involved.

itu yg udah mulai terkikis kayanya. attitude.

ah biar lah yah semua kembali ke dapur memang tapi ya ga gitu gitu amat, we have potential to break the rules and be cool.

stay true. don’t sell out. keep it evil.

 


Wawancara dan prolog oleh Wra Bakti.

 

Sekepalaspal.com. 2016. All rights are reserved.

PILIH JAM PEMUTARAN

Kamu hanya bisa memilih satu dari enam kali pemutaran yang tersedia.

 

 

DAPATKAN TIKETNYA DENGAN MENGISI FORM DI ATAS

Kami mempunyai 60 tiket nonton film gratis yang bisa kamu menangkan. Kami alokasikan tiket-tiket tersebut sebanyak 10 tiket di tiap jam pemutaran. Kapasitas mini theater kami adalah sebanyak 78 kursi per pemutaran. Silakan daftar di bawah ini, dan pilih jam pemutaran film yang kamu inginkan. Para pemenang akan diacak dan hanya para pemenang yang beruntung yang akan mendapatkan email konfirmasi dari kami. Untuk yang belum beruntung, kamu bisa membeli tiket di outlet penjualan tiket seharga Rp 25.000.

OUTLET :

Lawless Jakarta, Jl. Kemang Selatan 8 No.67K

 

7 AGUSTUS 2016 - JOGLO
JERUK PURUT COMPOUND

Sebuah film semi dokumenter tentang budaya custom roda dua dan perjalanan yang tak terlupakan. 1000 Kilometer mengisahkan tentang 3 teman baik yang terinspirasi oleh Sekepal Aspal photography book dan memutuskan untuk melibas jalanan Jawa sampai Bali untuk menemui secara langsung beberapa tokoh yang terdapat di dalam buku itu. Film ini menggabungkan komprehensi sejarah budaya custom roda dua lokal dan modernisasinya, dengan keseruan petualangan khas Indonesia dan latar alamnya yang indah.

Dibintangi oleh: Syafwin Ramadhan Bajumi, Yusuf Abdul Jamil, Raihan Ahmad Ramdhani
Sutradara: Ilham Nuriadi
Penulis: Sammy Bramantyo
Produser: Adita K Bramantyo
Eksekutif Produser: Roni Pramaditia, Rizky Rosianto, Rahmat Wirabakti, Sammy Bramantyo
Produksi: Sekepal Aspal

Alamat Kantor

SEKEPAL ASPAL
JL. KEMANG SELATAN 8 NO.63 B3
JAKARTA SELATAN 12730

 

Business Hour
Mon - Fri : 09.00AM - 17.00
Sat - Sun : 09.00 - 15.00

 

Media

Kirim Pesan