5 TAHUN SEKEPAL ASPAL

Posted on 16 August 2017
by Sekepal Aspal

Tidak terasa Sekepal Aspal Indonesia Motoart Exhibition (SAIME) sudah memasuki tahun ke 5. Mungkin hal ini tidak seberapa penting atau tidak menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa bagi kebanyakan orang diluar sana, tetapi bagi kami, ini menjadi sesuatu yang sangat signifikan dan spesial.

Kenapa ini menjadi spesial dan penting buat kami? Karena disini kami bisa menentukan kemana kami akan membawa Sekepal Aspal sebagai sebuah movement dan sebagai sebuah unit usaha untuk kedepannya. Karena pada usianya yang memasuki tahun ke 5, kami ingin membuktikan baik kepada orang-orang yang sudah setia men-support kami, keluarga, teman-teman, partners dan seluruh penikmat budaya roda dua, bahwa apa yang kami lakukan tidak sekedar bersenang-senang, tetapi juga berkarya dan menghargai keragaman karya lain.

Selama 5 tahun keberadaan kami, kami selalu mencoba untuk bisa berkontribusi terhadap scene kustom roda dua Indonesia dengan cara yang kami bisa. Antara lain adalah dengan merilis photo book di tahun 2015 dan film 1000 Kilometer di tahun 2016, yang merupakan salah satu bentuk upaya kami untuk menghargai para pelaku dan karya-karyanya, sekaligus juga mendokumentasikan scene dan pencapaiannya sampai hari ini sebagai sebuah potret jaman. Harapan kami agar para generasi penerus kami dapat dengan mudah menggali dan memahami hal-hal yang dipercaya dan diperjuangkan oleh para pecinta dan pelaku budaya Kustom roda dua Indonesia selama ini.

Apakah kami tidak mendapatkan/mengaharapkan keuntungan (profit) dari tergelarnya SAIME dari tahun ke tahun? Tentu saja kami juga ingin mendapatkan profit, karena kami pun memiliki tanggung jawab terhadap orang-orang terdekat kami, sama halnya dengan para pelaku di scene lainnya. Tetapi ketika kami menjaga agar supaya konten kami bisa terkurasi dan terkonsep secara tulus, tidak sekedar menjadi ajang dagangan brand (sponsor) semata, maka disitu pula lah kami harus menerima fakta bahwa tidak semua brand sejalan dengan apa yang kami lakukan. Kami terlalu sayang kepada SAIME untuk “melacurkannya” menjadi sebuah acara banjir profit tetapi minim value. Sampai tahun ke-5 ini pun SAIME masih merupakan acara gratis tanpa membayar tiket masuk. Walau entah sampai kapan kami bisa bertahan dengan ketentuan ini.

Sedikit menyadur dari caption Rusty Butcher dan Noise Cycles dari postingan Instagramnya:

Kalau kamu masih ingin terus melihat kami berkarya, support kami dengan membeli mechandise kami, besar atau kecil. Pasti banyak brand diluar sana yang kamu suka. Ingatlah selalu untuk mensupport mereka.


Selain itu yang membuat tahun ini menjadi spesial adalah keputusan kami untuk meng-explore ranah seni rupa secara lebih dalam sebagai salah satu bagian dari art exhibition SAIME. Apabila selama ini konten art exhibition masih diisi oleh karya yang aliran atau senimannya masih berhubungan langsung dengan budaya roda dua, kali ini kami berupaya untuk lebih melebarkan ruang lingkupnya. Maka jangan heran apabila tahun ini ada beberapa nama yang mungkin tidak secara langsung relate dengan scene kustom roda dua.

Sebenarnya, salah satu hal yang men-trigger keputusan tersebut adalah, karena kami merasa terpacu dan tertantang untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, apabila kita melihat dengan semakin banyaknya acara-acara yang berbau Kustom roda dua beberapa tahun belakangan ini. Di kota-kota lain, teman-teman kami juga sudah melakukan hal yang sama, in terms of escalating the value of their event. Sebut saja rombongan BBQRide di Bandung, yang dari tahun ke tahun sudah maju berkembang menjadi lebih besar dan secara value yang coba disampaikan juga semakin kaya. Atau Kustomfest di Jogja yang sampai saat ini, disadari atau tidak, sudah menjadi salah satu agenda acara Kustom Kulture lokal yang ditunggu-tunggu. Selain line up tamu para builder dan artist luar negeri yang semakin bertambah tiap tahunnya, Kustomfest juga sudah menjadi ajang kompetisi di dunia Kustom lokal yang mampu menarik banyak wisatawan/pengunjung tidak hanya dari Indonesia juga dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapore. Di ujung timur Indonesia, di pulau Bali juga sudah memiliki Custom War, sebuah gelaran yang di prakarsai oleh gerombolan Naskleeng13. Bali’s island vibe dan konsep tata letak di venue juga menjadi menjadikan CustomWar sebuah Kustom show dengan aura laid back khas pulau Bali yang dikombinasikan dengan keindahan alam sekitar yang menjadi added value untuk acara itu sendiri.

Apa kami bermaksud untuk berkompetisi? Ya, tapi dengan cara yang sehat dan saling support. Kami justru ingin mengangkat keragaman, agar supaya para penikmat Kustom roda dua lokal dan para pengunjung tidak bosan dengan konsep konten yang seragam. Kami ingin agar tiap event Kustom lokal di tiap kota memiliki ciri khas masing-masing yang bisa saling support dan melengkapi satu sama lainnya.

Dilatari hal itu pula maka kami memutuskan untuk mengajak seorang Rony Rahadian aka Onik, seorang teman berkendara di rombongan absurd FTW (Forever Tawakal), seorang pelaku seni, kolaborator handal, one part of TwentySix Garage dan head honcho dari ONX Idea Studio. Dengan latar belakang yang dimiliki Onik, kami berkesimpulan bahwa ia adalah orang yang tepat untuk kami gandeng sebagai kolaborator di #SAIME17.

Hasil bertukar pikiran dan merancang konsep kreatif SAIME17 antara tim Sekepal Aspal (SA) dan tim ONX Idea Studio yang akhirnya bisa dihadirkan di gelaran yang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 5 Agustus kemarin.

Dari line up exhibiting artist yang dihadirkan kali ini pun lebih beragam, seperti yang sudah disebutkan di awal tadi. Sebut saja hadirnya nama-nama seperti Uji Hahan, seorang perupa asal Jogjakarta yang karyanya sudah sering keluar masuk pameran seni rupa lokal dan internasional. Kali ini kami sangat beruntung karena dapat menggunakan karyanya sebagai official artwork untuk SAIME tahun ini. Selain itu ada pula Om Eddie Hara, seorang punk menolak tua dan lowbrow artist kaliber dunia yang kini menetap di Swiss. Selain terlibat di bermacam pameran baik secara kolektif dan solo berskala internasional, ia juga sempat menjadi salah satu exhibitor di acara Art & Wheels 2016. Art & wheels adalah sebuah pameran yang juga memadukan keindahan motor-motor custom dan karya-karya beberapa seniman handal yang diadakan secara regular di Basel, Swiss. Belum lagi nama-nama seperti Anton Ismael, Rebellionik, Oom Leo, The Popo, Erwin Setio Prabowo, Ade Habibi, Muklay, Cerahati, Vulture Syndicate, Dewa Sudama dan karya fotografi dari Ilham Nuriadi dan Ferry Kana. Selain itu kami juga mengundang  beberapa pinstripe artist asal Jawa Timur, Choirul FADH dan Sonny Twist Paint. Kebetulan tahun ini memang kami juga berkesempatan menghadirkan beberapa custom garage asal Sidoarjo, yaitu Brew’s Garage dan Rocket Fantasy Garage.

Untuk line up motor custom yang hadir pun tidak kalah menarik, selain nama-nama besar dari skena Kustom lokal seperti Flying Piston Garage, KickAss Choppers dan Retrogrades Slaughter House, juga hadir karya-karya dari young blood seperti NyamNyam Kustom, Zero Skill Cycle, Flash Rabbit Custom, Lawless Garage, Axietruz Garage, TwentySix Garage, Thrive Motorcycles dan Puspa Kediri Custom. Tahun ini pun kami berkesempatan untuk menghadirkan motor custom karya beberapa builder legendaris dunia yaitu Arlen Ness dan Billy Lane dari Choppers Inc. Tanpa bermaksud mengecilkan kualitas motor-motor garapan builder lokal, dengan hadirnya motor-motor tersebut, harapannya agar dapat menjadi pembanding yang bisa menonjolkan value builder lokal, bahwa sebenarnya kualitas garapan lokal pun tidak kalah dengan garapan builder luar negeri terlepas dari bermacam keterbatasan yang sering kali harus dihadapi para builder lokal. Walaupun belum berkesempatan untuk menghadirkan orangnya, tetapi kami yakin dengan menghadirkan karya-karyanya kami bisa memberikan impact lebih terhadap para pelaku skena custom lokal.

 

Bagi kami hasil dari keseruan di SAIME17 kemarin selain memberikan sense of achievement, juga memberikan tantangan tersendiri bagi kami untuk kedepannya. Secara konsep acara, kami harus mulai memikirkan apa yang akan kami hadirkan untuk SAIME tahun depan, agar tetap berkembang dan tidak stagnan. Selain itu dari segi venue pun menjadi pertimbangan tersendiri bagi kami, apakah SAIME tahun depan akan tetap digelar di tempat yang sama dan mempertahankan skala acara yang tidak terlalu massive tetapi sarat dengan nuansa intimasi, ataukah mencari pilihan venue yang lebih besar agar dapat meng-cater jumlah pengunjung yang tiap tahun makin bertambah. Sekedar untuk catatan, jumlah pengunjung yang hadir di SAIME17 lalu, estimasinya di angka 6,000-7,000 orang dengan durasi acara yang hanya berlangsung setengah hari, dari jam 13.00 siang sampai jam 22.00 malam.

Apapun hasilnya nanti, di kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kami kepada para partners kami seperti Antareja, Motoguzzi, Sampoerna, S&S Cycles Indonesia, FMC Speed Supply, Fourspeed, Mooneyes Jakarta, Biznet, Biore Men dan tentu saja ONX Idea Studio.

Kepada keluarga dan orang-orang terdekat kami yang selalu support dan memaklumi kesibukan “tidak jelas” kami. Teman-teman para pelaku serta penikmat dunia roda dua yang selama ini terus percaya dan mensupport apa yang kami lakukan.

Sampai jumpa di SAIME18, tetap bersama kami sebagai good times generator.

 

Sekepalaspal.com. 2016. All rights are reserved.

PILIH JAM PEMUTARAN

Kamu hanya bisa memilih satu dari enam kali pemutaran yang tersedia.

 

 

DAPATKAN TIKETNYA DENGAN MENGISI FORM DI ATAS

Kami mempunyai 60 tiket nonton film gratis yang bisa kamu menangkan. Kami alokasikan tiket-tiket tersebut sebanyak 10 tiket di tiap jam pemutaran. Kapasitas mini theater kami adalah sebanyak 78 kursi per pemutaran. Silakan daftar di bawah ini, dan pilih jam pemutaran film yang kamu inginkan. Para pemenang akan diacak dan hanya para pemenang yang beruntung yang akan mendapatkan email konfirmasi dari kami. Untuk yang belum beruntung, kamu bisa membeli tiket di outlet penjualan tiket seharga Rp 25.000.

OUTLET :

Lawless Jakarta, Jl. Kemang Selatan 8 No.67K

 

7 AGUSTUS 2016 - JOGLO
JERUK PURUT COMPOUND

Sebuah film semi dokumenter tentang budaya custom roda dua dan perjalanan yang tak terlupakan. 1000 Kilometer mengisahkan tentang 3 teman baik yang terinspirasi oleh Sekepal Aspal photography book dan memutuskan untuk melibas jalanan Jawa sampai Bali untuk menemui secara langsung beberapa tokoh yang terdapat di dalam buku itu. Film ini menggabungkan komprehensi sejarah budaya custom roda dua lokal dan modernisasinya, dengan keseruan petualangan khas Indonesia dan latar alamnya yang indah.

Dibintangi oleh: Syafwin Ramadhan Bajumi, Yusuf Abdul Jamil, Raihan Ahmad Ramdhani
Sutradara: Ilham Nuriadi
Penulis: Sammy Bramantyo
Produser: Adita K Bramantyo
Eksekutif Produser: Roni Pramaditia, Rizky Rosianto, Rahmat Wirabakti, Sammy Bramantyo
Produksi: Sekepal Aspal

Alamat Kantor

SEKEPAL ASPAL
JL. KEMANG SELATAN 8 NO.63 B3
JAKARTA SELATAN 12730

 

Business Hour
Mon - Fri : 09.00AM - 17.00
Sat - Sun : 09.00 - 15.00

 

Media

Kirim Pesan